Melanggar Operasi Yustisi di Pasar Lasi, 14 Orang Dikenakan Sanksi Sosial 5 Orang Bayar Denda

    Melanggar Operasi Yustisi di Pasar Lasi,  14 Orang Dikenakan Sanksi Sosial 5 Orang Bayar Denda

    Agam, Indonesiasatu, - Tim terpadu Kabupaten Agam kembali menggelar operasi yustisi di Pasar Lasi, Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam,   Jum’at (7/5/2021).

    Satgas BPBD Agam, Ari mengatakan, dalam pelaksanaan operasi yustisi ini, sebanyak 19 orang ditemukan melanggar protokol kesehatan, terutama tidak menggunakan masker.

    “Pelanggar ini baik dari kalangan pedagang, pembeli maupun warga yang melintas di kawasan pasar itu, ” ujarnya.

    Dikatakannya, setiap pelanggar diarahkan untuk melapor ke pos yang sudah ditetapkan, kemudian mereka didata oleh Satpol PP selaku penegak perda.

    “Seperti biasanya, data mereka diinput ke aplikasi Sipelada yang disediakan khusus untuk pelanggar prokes, ” sebut Ari.

    Menurutnya, sesuai data di aplikasi Sipelada, ke-19 orang yang melanggar baru kali ini melakukan pelanggaran.

    Sebanyak 14 orang diantaranya dikenakan sanksi sosial dan lima orang memilih bayar denda.

    Apabila mereka sudah berkali-kali ditemukan melanggar, katanya, sanksi lebih berat akan dijatuhkan sesuai yang diatur dalam Perda Sumbar nomor 6 tahun 2020, tentang AKB dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19.

    “Operasi ini digelar untuk memberikan efek jera kepada orang yang melanggar protokol kesehatan, supaya tidak lagi abai dengan prokes ini, ” ungkapnya. 

    Zul Abrar

    Zul Abrar

    Artikel Sebelumnya

    Dua Pejabat Fungsional Dinas Perkim Kab...

    Artikel Berikutnya

    Cegah Penyebaran Covid-19 Pemkab Agam Tutup...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Bantu Pencegahan Penyakit Kaki Gajah, Babinsa Kuala Kencana Dampingi Petugas Kesehatan Pada Saat Survey dan Pengambilan Sampel Darah
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami