Agam, Indonesiasatu, - Mesjid Nurul Hidayah di Kampuang Tanjuang, Jorong Balaibadak sebuah impian masyarakat di Batukambing untuk meningkatkan Iman dan Ketaqwaan pada Allah SWT.
Sebelumnya bangunan Masjid Nurul Hidayah sudah tidak layak pakai karena rusak parah, masyarakat di Kampung Tanjuang sepakat untuk mencari dukungan dari berbagai pihak dimotori dan difasilitasi oleh Herlina Mery donatur Utana dibantu Popy Juliarti perantau dari Jakarta
Setelah adanya dana awal dari Herlina Meri, Popy Juliarti, perantau lainnya dan masyarakat Batukambing, pembangunan mesjid Nurul Hidayah diujudkan.
Berkat kegigihan, keluarga besar Hj. Rasyidah Amir mewaqafkan tanahnya untuk pembangunan mesjid Nurul Hidayah di Kampung Tanjung.
Dengan kerja keras dan bergotong-royong masyarakat yang cukup tinggi, saat ini sudah berdiri Masjid yang indah dan megah dikampung terpencil di Nagari Batukambing, Kecamatan Ampek Nagari. Kabupaten Agam.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Pemimpin, Bukan Pengecut!
|
Ketua pengurus mesjid Nurul Hidayah, Syafrial melalui wakil ketua Pengurus Masjid, Yon Amri didampingi walijorong Balaibadak Adamri Idrus sebelumnya juga menyampaikan bantuan kekurangan dana kepada bupati Agam.
Panitia pembangunan mesjid Nurul Hidayah sangat mengharapkan donasi dari berbagai pihak untuk menutupi kekurangan biaya pembangunan rumah ibadah di Batukambing, sedangkan biaya yang sudah dihabiskan sebanyak 1, 8 milyar, diluar kekurangan pinjaman sebesar 900 juta rupiah.
"Diluar kekurangan biaya pembangunan mesjid, kami juga membutuhkan dana sebesar Rp 350 Juta untuk keperluan
Garace, kaligrafi jendela, pintu masjid
Kanopi penghubung masjid ke tempat beruduk, rak Al-qur'an dan mukena jemaah mesjid", paparnya.
Panitia pembangunan mesjid sangat berterimakasih atas donasi yang diberikan masyarakat Batukambiang dan perantau lainnya.
"Kami sangat berterimakasih kepada masyarakat di Batukambiang dengan bergotongroyong dan semangat untuk mewujudkan berdirinya mesjid Nurul Hidayah yang megah dan indah di kampung terpencil ini", ungkapnya.
Bendahara pembangunan mesjid Nurul Hidayah Kampuang Tanjuang, sekaligus pencari donasi pembangunan mesjid, Yulli Evi juga menyebutkan sebelumnya mesjid Nurul Hidayah sudah tidak layak untuk menampung jemaah mesjid karena kondisi yang sudah memperihatinkan untuk beribadah.
"Masjid Nurul Hidayah yang sudah tidak layak pakai maka masyarakat punya niat untuk membangun mesjid", ungkapnya.
Disebutkan Yuli Evi, "Karena kegigihan masyarakat Kampuang Tanjuang akhirnya berhasil mendapatkan tanah wakaf dari keluarga besar Hj. Rasyidah Amir" jelasnya pada media Indonesiasatu.co.id melalui pesan singkatnya, Kamis, (27/5/2021).
Setelah mendapat tanah wakaf, panitia pembangunan mesjid dapat dukungan dari sejumlah perantau Batukambiang yang berdomisili di luar daerah.
"Pembangunan mesjid ini di motori, difasilitasi oleh donatur Helina Mery dibantu juga oleh Popy Juliarti perantau dari Jakarta", ungkapnya.
Dalam hal ini panitia pencari dana pembangunan mesjid Nurul Hidayah juga mengungkapkan masalah dana yang belum mencukupi keperluan pembangunan mesjid hingga saat ini.
"Ada pun pembangunan mesjid Nurul Hidayah masih mengharapkan donasi dari berbagai pihak untuk pembangunan mesjid Nurul Hidayah", harapnya.(zul)